Makin Seperti Apple, Google Mau Batasi APK Selain Dari Play Store!

- Google ingin membatasi instalasi APK diluar dari ekosistem Play Store.
- Pengguna Android tidak bisa lagi secara bebas memasang APK terkecuali yang sudah "terverifikasi".
- Hal ini berdampak negatif pada kebebasan pengguna serta jati diri Android yang mulai menghilang.
Ada berapa sistem operasi ponsel pintar yang kamu ketahui? Tentunya, tidak sedikit! Namun, dari seluruh OS yang ada, hanya dua yang berhasil mendominasi pasar; android dan iOS. Kedua sistem operasi ini hadir dengan plus dan minus-nya tersendiri.
Untuk konsumen kebanyakan, Android dipilih sebagai OS favorit karena sifatnya yang terbuka. Kamu bisa secara bebas mengkustomisasi tampilan yang ada, memasangkan aplikasi darimanapun, semuanya dibebaskan oleh Google, setidaknya sebelum ada perubahan-perubahan yang terjadi.
Dan sayangnya, Google sudah mulai aktif mengubah cara sistem operasi ini bekerja. Baru-baru ini saja, sang perusahaan raksasa ini mulai mengumumkan sebuah perubahan yang kontroversial; mereka ingin batasi bagaimana kamu bisa meng-install APK diluar ekosistem Play Store!
1. Android, Tapi Mau Jadi Seperti iOS?

Satu daya tarik terbesar yang bisa kamu dapatkan dari Android adalah opsi untuk memasangkan APK dari sumber manapun. Ingin meng-install patch berbahasa Inggris untuk game gacha Jepang? Silahkan! Ingin memasangkan store seperti QooApp untuk menambah koleksi game kamu? Bisa juga!
Sistem ini akan mulai dirubah di tahun depan. Nantinya, ponsel pintar yang menggunakan OS android dari Google tidak akan bisa seenaknya memasangkan APK dari luar Google Play. Pemblokiran ini jelas akan membatasi para konsumen yang hobi memasangkan APK dari pihak ketiga, atau yang sering disebut sebagai sideload.
Google akan menghadirkan solusi terbaru melalui sistem bernama Android Developer Console atau ADC. Sistem ini akan membutuhkan identifikasi asli dari para pengembang jika mereka ingin tetap bisa mendistribusikan aplikasi selain melalui Google Play Store.
Para pengembang akan perlu memverifikasi diri serta APK yang ingin didistribusikan. Setelah itu, para konsumen baru bisa memasangkan APK tersebut di ponsel Android mereka.
2. Bukan Untuk Melindungi Konsumen.

Satu hal aneh yang penulis amati saat membaca berita ini dari berbagai sumber adalah tujuan yang ingin dicapai oleh Google. Pertama, Google mewajibkan para pengembang untuk memberikan identifikasi asli mereka. Yup, data diri dan lain sebagainya akan menjadi kewajiban untuk bisa mendistribusikan APK.
Kedua, Google sendiri tidak akan memeriksa konten yang ingin didistribusikan. Hal ini terdengar aneh, pasalnya untuk apa Google merencanakan sistem baru yang ketat ini jika APK tersebut tidak diperiksa sama sekali? Ini bisa diibaratkan seperti bandara; meminta KTP tapi tidak memeriksa isi dari koper yang dibawa penumpang.
Hal ini bisa diasumsikan sebagai upaya awal Google untuk bisa mengontrol distribusi aplikasi. Kedepannya, bisa saja Google akan bergerak secara lebih agresif, dengan memblokir sepenuhnya APK, jadi kamu hanya bisa meng-install aplikasi serta game dari Play Store saja.
Hal ini juga melahirkan masalah baru. Pasalnya, tidak semua pengembang rela memberikan data pribadi mereka. Hal ini tentunya bisa berakibat dengan sang pengembang akhirnya mengundurkan diri.
3. The Long Game buat aplikasi Android

Wacana pembatasan APK ini bukanlah satu-satunya upaya Google untuk membuat Android menjadi lebih tertutup. Faktanya, sudah cukup lama kita melihat Google ingin mengubah Android menjadi sebuah sistem operasi yang tertutup.
Salah satu contoh yang penulis ketahui adalah akses untuk Android/Data yang sudah tidak bisa diakses secara mudah. Padahal, sebelumnya kamu bisa mengakses folder tersebut tanpa harus mengunduh aplikasi tambahan. Setidaknya, kamu masih bisa menggunakan PC sebagai opsi termudah.
Selain itu, Google juga sempat tersandung dengan tuntutan antitrust yang dilayangkan oleh Aptoide. Simpelnya, Google berusaha memonopoli dengan tidak mengijinkan para penggunanya untuk memasangkan store pihak ketiga seperti Aptoide. Sekalipun dipaksakan, Google akan menonaktifkan aplikasi tersebut dengan seribu satu error.