Review ASUS ROG Ally: Alternatif Steam Deck yang Sangat Bertenaga

Handheld PC paling hot tahun 2023 ini akhirnya rilis di Indonesia. Simak review ASUS ROG Ally kami, dan cari tahu apakah hardware ini worth untuk dimiliki.
Hadir di harga Rp 11 jutaan, ROG Ally menawarkan beberapa fitur yang tidak ada di dalam kompetitornya, Steam Deck.
Namun apakah harga tersebut worth untuk dimiliki dari Steam Deck yang berada di bawah Rp 10 jutaan? Mari kita cek lewat review ASUS ROG Ally kali ini.
Review ASUS ROG Ally
1. Build fisik ROG Ally

ASUS ROG Ally memiliki ukuran fisik dan berat yang lebih kompak dari Steam Deck. Meski demikian, dari segi kualitas bodi dan tombol, handheld PC ini terlihat biasa saja.
Bodinya memiliki warna putih dengan permukaan angled di bagian telapak tangan sehingga terasa ergonomis. Kemudahan menjangkau setiap tombol juga bisa dirasakan.
Hanya sayangnya, warna putih pada bodi yang terlihat cantik membuat ROG Ally mudah kotor serta cukup sulit untuk dibersihkan.
2. Spesifikasi hardware dan software

ASUS ROG Ally yang kami tes dilengkapi dengan APU AMD Ryzen Z1 Extreme yang diklaim memiliki kemampuan proses dan grafik setara dengan konsol current-gen.
Dari sisi spesifikasi, hal tersebut setidaknya benar. Ryzen Z1 Extreme memiliki arsitektur prosesor Zen 4 dan GPU RDNA 3 yang satu generasi di atas PS5 dan Xbox Series.
Kemampuan ROG Ally bisa di-boost dengan docking XG Mobile yang berisi GPU eksternal. GPU Nvidia GeForce RTX seri 30 dan 40 bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Spesifikasi lain dari ROG Ally diantaranya adalah layar IPS 1080p 120Hz, RAM 16 GB LPDDR5, SSD 512 GB PCIe 4.0, dan WiFi 6.
OS handheld PC ini menggunakan Windows 11 dengan software Armoury Crate SE dimana kamu bisa mengontrol semua aspek dari ROG Ally.
3. Tes main game

Dalam review ASUS ROG Ally kali ini, kami fokus membahas pengalaman saat bermain game, baik dari sisi performa dan juga kenyamanan bermain.
Forza Horizon 5 bisa dijalankan di ROG Ally dengan kualitas grafik Medium pada setting power 15W. Ini adalah setting seimbang untuk mendapatkan 60 FPS secara konstan.
God of War berjalan di setting power 30W pada setting grafik Original hingga Low. Jumlah frame fluktuatif di sekitar angka 30, 45, hingga 60 FPS.
FIFA 23 mulus dimainkan di 60 FPS pada setting Low 30W. Meski demikian, terdapat lag pada cutscene dan keparahannya bergantung pada intensitas adegan.
Untuk emulator, PCSX2 yang menjalankan Gran Turismo 4 dengan upscaling 2x bisa mendapatkan 60 FPS konstan dalam setting power 10W.
Setting di atas sudah disesuaikan agar ROG Ally berjalan di bawah suhu 70 derajat Celsius dengan setting power bawaan.
4. Tes endurance

Review ASUS ROG Ally dilanjutkan dengan tes endurance yang bertujuan untuk mendapatkan durasi ketahanan baterai dalam skenario gaming dan multimedia.
Untuk gaming, kami menggunakan Forza Horizon 5 dengan setting 720p Medium 60 FPS dengan FSR Quality di power setting 15W. ROG ally bisa dimainkan 1,5 jam dengan sisa baterai 8%.
Tes lainnya menggunakan emulator PCSX2 dengan Gran Turismo 4 dalam resolusi native. Game bisa dimainkan 3,5 jam dari baterai, dengan sisa 8%.
Sementara itu untuk multimedia, kami melakukan tes streaming YouTube di resolusi 480p hingga 1080p. Hasilnya, ROG Ally bertahan 3-4 jam.
5. Desktop experience

Untuk penggunakan desktop dengan Windows 11, sayangnya ROG Ally masih perlu banyak berbenah untuk meningkatkan user experience-nya.
ROG Ally mengandalkan gamepad dan touchscreen untuk navigasi. Walaupun sudah oke, namun pengalamannya tidak terasa snappy dan masih canggung.
Selain itu, penggunaan OS Windows 11 membuat ROG Ally harus di-setup layaknya sebuah komputer pada umumnya saat digunakan pertama kali.
Gamer tidak bisa langsung menggunakan handheld PC ini langsung setelah dinyalakan pertama kali, karena ada update yang harus di-install dulu agar performanya maksimal.
6. Kesimpulan review ASUS ROG Ally

ASUS ROG Ally merupakan alternatif handheld PC terpanas di tahun 2023 ini setelah Steam Deck. UX-nya yang terbatas bisa ter-offset oleh performanya melibas game.
ROG Ally tidak diposisikan sebagai rival Steam Deck, melainkan hardware alternatif yang menyasar segmen berbeda dari pengguna tipikal handheld PC dari Valve tersebut.
Jika kamu sudah punya Steam Deck, kamu tidak perlu menggantinya dengan ROG Ally. Namun jika kalu belum punya keduanya, kamu baru bisa memilih salah satu dari keduanya.
ROG Ally sangat cocok bagi kamu yang sudah terbiasa dengan ekosistem Windows dan ingin kompatibilitas software yang tinggi.
Jika software dan game bisa di-install di Windows, maka kamu juga bisa meng-install-nya di ROG Ally.
Apakah kamu sudah pernah menjajal ROG Ally dan Steam Deck? Seperti apa perbedaannya?
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan tekno, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!