Review Death Stranding 2, Tukang Paket Militan Next Level!

- Combat Lebih Seru dan Fleksibel
- Pendekatan Stealth dan Strategi yang Lebih Dalam
- Gadget dan Kendaraan yang Super Kreatif
Death Stranding 2: On the Beach hadir sebagai sekuel penuh ambisi dari Hideo Kojima, melanjutkan kisah Sam Porter Bridges dalam petualangan epik yang tak biasa. Dengan aksi yang jauh lebih fleksibel, cerita penuh kejutan, serta inovasi gameplay yang luar biasa aneh tapi menyenangkan, game ini berhasil meningkatkan semua aspek dari pendahulunya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima poin besar yang menjelaskan kenapa Death Stranding 2 adalah sebuah pengalaman yang wajib dicoba.
Combat Lebih Seru dan Fleksibel

Berbeda dari game pertamanya, Death Stranding 2 menghadirkan sistem pertarungan yang jauh lebih variatif dan menyenangkan. Sekarang, Sam bukan hanya tukang paket; dia juga seorang petarung andal. Dari menembakkan panah bius untuk menjatuhkan musuh secara senyap, hingga mencuri kendaraan dan menyerang balik dengan senjata berat, semua aksi ini memberikan sensasi power fantasy yang sebelumnya tak ada.
AI musuh memang belum sempurna, tapi justru memberi ruang bagi pemain untuk "bermain-main" dengan strategi mereka. Death Stranding 2 tidak menghukummu karena gagal; bahkan pertarungan bos bisa dilewati jika kamu lebih fokus pada cerita. Namun, banyak momen aksi spektakuler yang sayang jika dilewatkan, termasuk melawan mech tentakel raksasa di awal permainan.
Sam kini juga bisa mengembangkan kemampuan sesuai gaya bermainmu, menjadi stealth master, combat specialist, atau bahkan analis cuaca. Kombinasi ini membuat gameplay terasa segar di setiap misi.
Pendekatan Stealth dan Strategi yang Lebih Dalam

Gameplay stealth yang awalnya tampak sederhana berkembang jadi lebih kompleks seiring pertambahan senjata dan gadget. Salah satu alat favorit adalah sniper bius yang sangat memuaskan digunakan untuk menjatuhkan musuh dari kejauhan. Game ini memang belum menyamai kreativitas ala Metal Gear Solid V, namun tetap menghadirkan momen-momen serupa yang menyenangkan.
Drone kecil bernama Dollman menjadi mata-mata andalanmu. Ia dapat melayang di udara, menandai musuh, dan memungkinkan kamu menyusun strategi sebelum menyerang. Variasi musuh pun berkembang: ada yang berarmor, lincah, hingga tahan terhadap jenis amunisi tertentu. Ini menuntut pendekatan berbeda untuk tiap situasi.
Perk sistem di game ini mirip dengan chip di Nier Automata, memungkinkanmu menyesuaikan skill sesuai kebutuhan misi. Memberi "likes" pada struktur pemain lain bisa membuka lebih banyak konstruksi online di duniamu, interaksi pasif yang cerdas dan menyatu dengan filosofi game.
Gadget dan Kendaraan yang Super Kreatif

Death Stranding 2 penuh dengan perangkat absurd tapi berguna. Dari drone pemantau, hoverboard berbentuk peti mati, hingga anjing mekanik peluncur rudal, semuanya memperkaya cara kamu menuntaskan misi. Gadget ini tidak hanya berguna dalam pertempuran, tetapi juga saat mengirim paket ke berbagai titik.
Salah satu fitur baru paling bermanfaat adalah monorel enam gerbong listrik yang dapat dibangun bersama komunitas online. Ini sangat membantu untuk pengiriman besar-besaran di area berat seperti pantai berbatu. Game ini memberi kendaraan sejak awal, membuat perjalanan jadi lebih cepat dan efisien.
Kendaraan bisa dikustomisasi, bahkan dilengkapi alat untuk memungut kargo otomatis. Dengan ini, kamu bisa menjelajahi Australia pasca-apokaliptik seperti pembalap reli dengan tujuan mulia.
Cerita yang Sarat Makna dan Kejutan

Cerita On the Beach dimulai 11 bulan setelah game pertama, saat Sam mencoba hidup tenang bersama Lou. Tapi tentu saja, kedamaian itu tidak bertahan lama. Ceritanya penuh misteri, liku-liku, dan pesan filosofis tentang isolasi, eksistensi digital, dan pentingnya koneksi manusia.
Tar, darah, lumpur, elemen-elemen kental yang secara visual dan metaforis mewakili tekanan emosional dalam cerita. Setiap karakter punya bobot emosionalnya sendiri, dan semuanya mendapat waktu bersinar. Troy Baker kembali sebagai Higgs, kali ini lebih teatrikal dan menyeramkan, lengkap dengan gitar listrik merah dan topeng setan.
Dollman juga memberikan sentuhan humor yang unik. Ia seperti Mimir dari God of War, tapi dengan komentar konyol ala remaja tentang sastra klasik. Ceritanya berat, aneh, tapi juga menyentuh dan orisinal, tipikal Kojima.
Struktur Misi, Eksplorasi, dan Penyajian Sinematik

Meskipun penuh aksi, esensi game ini tetap tentang pengiriman barang. Tapi Death Stranding 2 menyajikannya dengan peta yang lebih luas dan lebih banyak cara untuk menyelesaikan tugas. Kamu tak lagi dipaksa jalan kaki sejauh puluhan kilometer; kendaraan, drone, dan sistem komunitas membuat proses lebih menyenangkan.
Namun, awal cerita terasa agak lambat. Kadang kamu harus menyelesaikan misi pengiriman dulu sebelum cerita utama bergerak. Beberapa jam bisa berlalu tanpa cutscene besar, tapi payoff-nya luar biasa di paruh akhir game.
Kejutan-kejutan khas Kojima hadir, termasuk momen-momen meta dan keanehan sinematik yang hanya bisa lahir dari studio Kojima Productions. Sistem baru bernama Corpus membantu pemain memahami terminologi dunia game. mirip fitur Active Time Lore di Final Fantasy XVI. Sangat membantu untuk pemain baru atau yang lupa detail dari game pertama.
Apakah Layak Kamu Beli?

Death Stranding 2: On the Beach adalah evolusi yang lebih matang, lebih aneh, dan lebih menyenangkan dari pendahulunya. Dengan aksi yang lebih cair, cerita yang mendalam, dan gaya presentasi blockbuster, game ini sukses menyeimbangkan eksplorasi, aksi, dan narasi secara apik.
Meskipun tidak sempurna—dengan tempo awal yang lambat dan AI musuh yang kadang kurang tajam, game ini tetap menjadi pengalaman gaming yang unik dan menggugah. Ini adalah jenis game yang tidak hanya menghibur, tapi juga memancing pemikiran.
Jika kamu ingin sesuatu yang berbeda, eksentrik, dan penuh kejutan, Death Stranding 2 layak masuk daftar game wajib main tahun ini. Seperti pesan utamanya: hubungan antar manusia tak bisa digantikan oleh teknologi. Bahkan di dunia yang sudah runtuh, kita tetap butuh satu sama lain.