Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Game Olahraga Tahunan dan Ilusi Perubahan yang Tak Signifikan

fc26 02.jpg
EA Sports FC26 (www.x.com/EASPORTSFC/)
Intinya sih...
  • Game olahraga tahunan kembali dirilis pada September 2025, tetapi perubahan yang dijanjikan sering terasa tidak signifikan.
  • Permainan menawarkan fitur baru dan realisme yang lebih baik, tetapi gameplaynya nyaris sama setiap tahun, membuat gamer merasa seperti membeli copy-paste dengan sedikit tambahan.
  • Industri game olahraga masih mempertahankan model tahunan karena terbukti menguntungkan, meskipun alternatif model update musiman atau langganan per musim mungkin lebih masuk akal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir September 2025 kembali jadi panggung bagi ritual tahunan industri game olahraga. EA FC 26 resmi dirilis pada 26 September, melanjutkan tradisi yang sudah berlangsung lebih dari tiga dekade.

Fans merayakan, media menulis, dan gamer merogoh kocek. Begitu terus, berulang-ulang, seperti siklus terbit dan tenggelam matahari.

Tentu saja, hype itu nyata. Trailer bombastis, fitur-fitur dengan nama keren, dan janji-janji “realism” yang katanya makin mendekatkan kita dengan aroma rumput lapangan.

Namun, setelah layar loading berlalu, pertanyaan abadi langsung muncul, kalau saya sudah punya versi tahun lalu, apa saya benar-benar butuh yang baru?

Atau ini sekadar rasa FOMO yang dibungkus dengan lisensi resmi Premier League dan wajah Mbappé yang makin detail kerutannya?

fc26 04.jpg
EA Sports FC26 (www.x.com/EASPORTSFC/)

Masalahnya, setiap tahun game olahraga membawa janji inovasi, tapi hasil akhirnya sering terasa seperti déjà vu. Animasi baru, jersey yang diperbarui, hingga detail wajah pemain lebih realistis memang ada.

Tetapi secara garis besar, gameplay terasa nyaris sama. Sulit dibenarkan ketika gamer harus merogoh £70–£100 untuk sesuatu yang lebih mirip copy-paste dengan sedikit tambahan.

Apalagi kalau bicara FIFA Ultimate Team. Pemain bisa menghabiskan ratusan pound demi kartu idaman, namun nilainya langsung menguap saat seri baru keluar.

Semua uang, semua jam bermain, semua keringat digital itu hilang, seakan-akan musim lalu tak pernah ada. Bukankah itu ironis? Kita membeli keabadian, tapi yang dijual justru kefanaan.

Developer memang bukan malaikat pencipta. Mereka terikat kontrak, ditekan publisher, dan dicekik lisensi. Bayangkan beban EA Sports yang harus menjaga lebih dari seratus klub sepak bola agar tetap muncul resmi di gamenya.

Itu artinya biaya lisensi segunung, dan tentu saja, tagihan itu harus dibayar. Jalan keluarnya? Ya sudah, rilis lagi tiap tahun dengan harga premium. Dan anehnya, jutaan gamer, termasuk penulis kadang-kadang, tetap rela ikut antre.

fc26 07.jpg
EA Sports FC26 (www.x.com/EASPORTSFC/)

Kontras ini makin terasa absurd kalau dibandingkan dengan genre lain. Fortnite, Warzone, atau Warframe menawarkan update musiman gratis atau murah, rutin menyuntikkan konten baru tanpa memaksa pemain membayar full price tiap tahun.

Kenapa game olahraga tidak bisa adopsi strategi serupa? Padahal kerangka dasar gamenya jarang berubah. Sepak bola tetap 11 lawan 11. Basket tetap lima lawan lima. Bukan tiba-tiba jadi 13 lawan 13.

Alternatif yang lebih masuk akal sebenarnya adalah model update musiman. Bayangkan EA FC dirilis besar tiap 3–4 tahun, lalu di antaranya gamer cukup membeli update pemain, kit, dan fitur lewat DLC atau expansion.

Atau kalau mau lebih modern, langganan per musim. Dengan begitu, progres yang dibangun pemain tidak ter-reset setiap tahun, dan setiap rilis besar benar-benar terasa sebagai lompatan generasi, bukan sekadar variasi tahunan.

Namun, kenyataan industri berkata lain. Tradisi tahunan tetap dipertahankan karena terbukti menguntungkan.

Setiap September, angka penjualan selalu melonjak, publisher menutup biaya lisensi mahal, dan bisnis berjalan aman. Developer justru terjebak dalam siklus 12 bulan yang membuat ruang untuk berinovasi semakin sempit.

Tidak heran jika game olahraga tahunan lebih sering dipandang sebagai “update berbayar” ketimbang sebuah generasi baru.

fc26 03.jpg
EA Sports FC26 (www.x.com/EASPORTSFC/)

Ironinya, siklus ini bisa bertahan karena gamer sendiri. Entah karena rasa takut ketinggalan, dorongan untuk memiliki update terbaru, atau sekadar kebiasaan, game olahraga tahunan selalu laku. Publisher tahu itu, dan karena itu pula model lama tetap dipertahankan.

Jika EA FC 26 kembali mencatat penjualan tinggi, bukan berarti inovasi sudah tercapai. Bisa jadi, itu hanya bukti bahwa tradisi masih lebih kuat daripada perubahan.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Jaelani
EditorDoni Jaelani
Follow Us

Latest in Gaming

See More

Cara Mendapatkan Megalodon di Fish It Roblox dengan Mudah

24 Sep 2025, 20:00 WIBGaming