Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Untold Story Lim Kocul: Dari Ojol Hingga Caster, Passion Jadi Dorongan

Sebagai salah satu caster up and coming di MPL ID, perjalanan karier Lim Kocul hingga sampai di titik ini patut menjadi inspirasi.

Demi mimpi dan passion-nya di dunia esports, Lim tidak segan untuk mengambil berbagai jenis pekerjaan demi bisa make it big di industri yang berkembang ini.

Dari ojol hingga shadow coach, Lim telah merasakan berbagai macam role di dunia esports sebelum mewujudkan impiannya sebagai seorang caster.

Lim Kocul mengungkap kisah hidupnya yang jarang diketahui oleh para fans esports. Inilah ceritanya yang inspiratif!

Perjalanan karier Lim Kocul

1. Kerja serabutan demi paket malam

instagram.com/lim_kocul

Herliawan Lim yang dikenal sebagai Lim Kocul mulai tertarik dengan dunia esports sejak usia 11 tahun.

“Pertama, gua tertarik dengan game PC dari umur 11 tahun, dan gua sempat jadi player juga. Di umur 12, gua nemuin passion yang bener-bener serius di dunia game PC,” kata Lim.

Di usia 13 tahun, Lim mulai terjun ke dunia esports sebagai player semi profesional yang bertanding di berbagai turnamen 3rd party.

Namun, untuk menghidupi kariernya di dunia esports, Lim harus melakukan berbagai pengorbanan dengan bekerja serabutan.

“Gua sempat jadi ojol, memang benar. Terus gua pernah kerja di pet shop, bahkan gua pernah kerja di pabrik/gedung untuk masang kabel-kabelnya,” kenangnya.

Edukasi menjadi benturan bagi Lim untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Karena itu, Lim tidak segan untuk melakukan pekerjaan apapun.

“Orang tua tahu gua kerja. Gua anak cowok satu-satunya dan orang tua gua lumayan ngebebasin cari pengalaman sendiri,” lanjut Lim.

Mereka pernah mengajak Lim untuk membantu berdagang, dan walaupun Lim cukup cakap dalam pekerjaannya ia tidak menikmati masa-masa saat berdagang.

Lim bekerja sangat keras, namun pendapatannya hanya mampu untuk membeli paket malam di warnet. Meskipun Lim terus berusaha, hal seperti ini tidak bisa dilanjutkan.

“Akhirnya di umur 20-an, gua ngerasa nggak bisa kayak gini. Dunia pro player di PC nggak gampang. Gimana gua mau konsentrasi kalau mau main harus kerja sampai bisa beli paket malam, dan malemnya gua capek kerja?” ungkapnya.

Karena beban kerjanya sudah tidak worth it, Lim akhirnya memutuskan untuk berhenti menjadi pro player dan fokus mencari pekerjaan lain yang berhubungan dengan dunia esports.

2. Perkenalan Lim Kocul dengan dunia shoutcasting

instagram.com/lim_kocul

Kesempatan pertama Lim Kocul menjadi seorang shoutcaster datang saat ia bertemu dengan sebuah platform yang memungkinkan khalayak umum mencoba shoutcasting.

“Awalnya gua nggak ngerti caster sama sekali, tapi yang gua jual adalah knowledge. Sebagai basic-nya gua pernah main dan itu yang gua jual,” kata Lim.

Meski demikian, Lim juga belajar teknik shoutcasting yang lebih proper, karena saat itu ia casting sendiri.

“Karena nggak bisa cuma sekedar jual ilmunya, juga harus belajar cast-nya, karena waktu itu gua nge-cast sendiri. Mau nggak mau harus belajar cara shoutcasting yang baik dan benar,” lanjutnya.

3. Berawal dari manajer Capcorn

facebook.com/teamcapcorn

“Pertama kali gua masuk dunia Mobile Legends itu sebagai manager sebuah tim esports namanya Capcorn,” kenang Lim Kocul.

Capcorn memiliki roster yang beberapa diantaranya masih eksis di dunia esports saat ini. Diantaranya ada God1va, Celiboy, Groot (sekarang Buluk) hingga Jacklee.

Ternyata, bergabungnya Lim ke Capcorn terbantu karena ia dan God1va merupakan teman di scene game PC dan berasal dari warnet yang sama.

“Kita pernah ketemu di event Taman Anggrek dan tim Capcorn main di sana. Gua sebagai EO waktu itu, ngobrol dengan God1va dan ternyata tim dia nggak punya manager,” terang Lim.

Lim pun akhirnya membantu tim Capcorn mengurus segala hal di turnamen itu. Rupanya, player mereka mengapresiasi bantuan Lim dan mengajaknya menjadi seorang manajer.

Pekerjaan itu ia tekuni sambil terus mengasah kemampuan casting. Sayangnya hal ini membuat Lim kelabakan. Ia kerap kali izin dari tugas casting untuk menemani Capcorn bertanding. Akibatnya ada beberapa turnamen yang tugas casting-nya terlantar.

“Saat gua udah nggak bisa bagi waktu antara jadi caster dan manager Capcorn, gua kasihan sama anak-anaknya. Gua akhirnya mundur, mending cari manager lain,” lanjutnya.

4. Menjadi caster Mobile Legends

instagram.com/lim_kocul

Lim Kocul kembali menjadi caster untuk game PC, namun ia tidak melihat masa depannya di sana.

“Gua melihat celah di dunia Mobile Legends, tapi bukan di timnya melainkan sebagai shoutcaster,” kata Lim.

Di titik inilah Lim mulai menyadari mimpinya sebagai seorang shoutcaster. Ia pun mulai mendapatkan kesempatan untuk shoutcasting MLBB. Ia menjadi caster untuk pertandingan final EVOS Esports sebelum SEA Games, hingga Piala Presiden Esports.

Saat itu Lim masih dikontrak di platform shoutcasting lama, dan hal ini membuatnya tidak bisa all-in di Mobile Legends.

“Setelah gua rasa game PC-nya ga bisa catch-up, gua mundur dari situ dan fokus di Mobile Legends,” lanjutnya.

Sayang, kesempatan menjadi caster Mobile Legends saat itu masih tertutup, sehingga Lim harus mengisi kekosongan dengan memenuhi role lain di scene tersebut.

5. Analis bayangan di balik Genflix Aerowolf

instagram.com/lim_kocul

Sampai posisi caster MPL terbuka, Lim Kocul mendalami game MLBB dengan menekuni banyak pekerjaan.

“Gua gabung sama tim tier 3 buat ngasah skill, dalemin gameplay-nya. Gua jalanin joki segala macem,” ungkap Lim.

Momen breakout Lim dimulai saat ia mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih dari divisi MDL Genflix Aerowolf pada season 4-5.

“Di Genflix ada JackLee dan ada Groot, jadi dua orang ini nge-recommend gua. Dia ngerasa gua tuh cepet ngelakuin sesuatu, handle apapun gua cepet,” paparnya.

Awalnya Lim merasa takut menjadi coach, namun hal itu tetap ia jalani sampai kenudian ia naik jabatan menjadi analis di divisi MPL bersama coach SaintDeLucaz di season 7.

“Hitungannya gua masih undercover, karena di saat itu nggak semua orang bisa ke MPL Arena karena COVID. Jadi hanya bisa player, satu cadangan, coach, dan kamera. Gua nggak pernah ke sini karena itu,” jelas Lim.

Di MPL ID S7, Lim dan SaintDeLucaz membawa Rinazmi, Bottle, Clay, Watt, dan Fredo untuk meraih posisi 3. “Itu prestasi yang gua banggain banget,” imbuhnya.

6. Jadi EO sebentar, lalu menjadi “Bang Dewa”

Esports ID

Insiden yang terjadi di Genflix Aerowolf membuat slot MPL mereka diakuisisi oleh Rebellion Esports. Namun, Lim Kocul memutuskan tidak lanjut dengan mereka.

“Setelah Aerowolf stop, diganti sama Rebellion dan gua ditawarin untuk jadi coach. Tapi gua nggak mau karena nggak ada anak-anak gua yang pindah ke sana,” ungkap Lim.

Lim kemudian mencoba peruntungannya di dunia event organizer esports. MLCC, turnamen kampus official dari Moonton, menjadi event yang ia tangani.

“Tapi jadi EO nggak berlangsung lama karena efek COVID gitu. Itu nggak enak lah, nggak stabil keuangan dan segala macam. MLCC beres, EO nya pun stop,” lanjutnya.

Lim pun kembali ke dunia coaching MLBB setelah menerima tawaran dari CEO Dewa United David Gadun untuk melatih Lanaya, Shacco, dan kawan-kawan di MDL.

“Om David yang langsung telepon gua, dan kalau bukan dia gua nggak mau. Gua nggak pede, apalagi anak-anaknya gua nggak kenal selain JackLee,” terangnya.

Di Dewa United, Lim tidak mau namanya di-credit sebagai coach karena ini akan mengurangi kans-nya untuk diterima sebagai seorang caster jika kesempatannya muncul.

“Waktu season itu coach-nya Dewa United namanya Bang Dewa dan nggak ada fotonya. Gua takut kalau official nyari caster, karena pengalaman gua waktu di Aerowolf ada nama gua sebagai coach, gua dicoret karena udah jadi coach,” terang Lim.

Sebagai coach Dewa United, awalnya Lim gagal membawa Anak Dewa masuk ke babak playoff. Di season selanjutnya, Lim melakukan perombakan roster sehingga mampu meraih juara 3.

7. Mewujudkan mimpi sebagai caster MPL

Dok. GGWP

Perjalanan karier Lim Kocul akhirnya ter-align setelah di season MDL yang sama dibuka kontes talent hunt untuk mencari caster baru.

“Gua jalanin talent hunt sambil gua nge-coach di Dewa. Bahkan gua pernah nge-cast anak-anak gua sendiri,” kenang Lim.

Pada akhirnya, Lim pun diterima menjadi caster baru MPL Indonesia. Namun, bukan perjuangan namanya jika posisi ini tidak diraih lewat pengorbanan.

“Awalnya gua nggak dibolehin stop sebagai coach, bahkan pas masuk MPL gw masih ditawarin Om David nge-coach lagi dan gua nggak mau,” ujarnya.

Lim menceritakan, tawaran sebagai coach Dewa United saat itu merupakan sesuatu yang pasti akan diterima dengan mudah oleh banyak orang. Namun, Lim menolak hal itu demi impiannya menjadi seorang caster.

Tidak hanya Dewa United saja, tawaran untuk masuk coaching team RRQ, EVOS, AURA, hingga HomeBois pun ia tolak.

Kini, Lim sudah 2 tahun menjalani peran sebagai caster MPL. Bahkan, ia juga menjadi caster M Series dan MSC.

“Semenjak M Series di Jakarta, bokap nyokap datang dan dia ngelihat anaknya di panggung yang banyak orang dan suara gua keluar di sana. Jadi ada bukti nyata,” ujar Lim.

Lim Kocul percaya, determinasi dan passion yang ia percaya akan membawanya menuju kesuksesan yang diimpikan sejak lama.

“Mungkin sekarang belum bisa terbilang sukses, tapi kalau dari progres gua ngerasa up dari yang sebelumnya. Mungkin juga karena passion gua di sini, gua all-in jadinya,” ungkap Lim.

Impian Lim Kocul selanjutnya adalah menjadi caster untuk pertandingan final. Ia menyadari hal ini sulit karena masih ada nama-nama besar seperti trio Kalung Emas (Ranger Emas, KB, Pak Pulung).

“Gua tahu ini susah karena gua masuk di dunia yang udah ada icon-nya dan nggak gampang buat geser icon ini. Tapi gua nggak akan berhenti berusaha,” tutup Lim.

Nah, seperti itulah perjalanan karier Lim Kocul hingga menjadi caster MPL ID. Semoga kisahnya bisa menginspirasi kamu untuk mewujudkan impian yang diidamkan lama!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us