Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

7 Hal Janggal dalam Serial Ironheart, Mau Dibawa Kemana?

ironheart 02.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)
Intinya sih...
  • Riri tidak puas dengan armor canggihnya
  • Riri tidak menjual teknologinya untuk mengatasi masalah keuangan
  • Riri memilih mencuri daripada meminta bantuan Wakanda

Serial Ironheart adalah upaya Marvel untuk memperkenalkan generasi baru pahlawan super, dengan tokoh utama Riri Williams, seorang jenius muda yang menciptakan baju zirah canggih ala Iron Man. Meski serial ini memiliki potensi besar dan tema menarik tentang kecerdasan, trauma, dan tanggung jawab, banyak penonton merasa terganggu oleh sejumlah kejanggalan dalam alur cerita dan logika karakter.

Beberapa hal terasa dipaksakan, tidak dijelaskan dengan baik, atau bahkan bertentangan dengan lore dunia Marvel sendiri. Berikut ini adalah tujuh hal paling janggal dalam Ironheart yang membuat penonton mengernyitkan dahi.

1. Armor Canggih yang Tidak Layak?

ironheart 01.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)

Salah satu kejanggalan utama adalah sikap Riri terhadap baju zirahnya sendiri. Di awal serial, dia tampak tidak puas dengan baju yang sudah bisa terbang, menembakkan laser, dan dilengkapi dengan sistem AI dasar. Ia justru berkeras ingin membangun AI baru dan menyempurnakan hal-hal yang tampaknya sudah sangat berfungsi.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah masalahnya benar-benar teknis, atau Riri hanya merasa tidak siap untuk keluar dari zona nyaman di MIT? Serial ini memberi kesan bahwa Riri lebih dikendalikan oleh trauma dan kecemasan daripada alasan rasional, namun tidak memberikan eksplorasi yang cukup dalam untuk membenarkan keraguannya terhadap ciptaannya sendiri.

2. Butuh Uang Tinggal Jual Teknologi

ironheart 03.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)

Riri diperlihatkan mengalami kesulitan keuangan, namun anehnya, dia tidak pernah mencoba menjual penemuan-penemuannya—termasuk proyektor medan gaya—kepada perusahaan teknologi besar atau investor. Jawaban yang diberikan serial adalah bahwa teknologi itu bukan hasil karyanya sendiri, melainkan proyek yang dia selesaikan untuk orang lain.

Tapi hal ini pun janggal. Riri secara terang-terangan mencuri dan memodifikasi teknologi orang lain, jadi mengapa tiba-tiba punya batas moral di sini? Terlebih lagi, kemampuan teknis dan pemahaman Riri terhadap alat-alat tersebut jauh melampaui "klien"-nya. Dalam dunia nyata (atau bahkan di MCU), dia bisa dengan mudah mengklaim hasil akhirnya sebagai ciptaannya sendiri.

3. Bantuan Wakanda

ironheart 04.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)

Setelah sempat terlibat dalam peristiwa besar bersama Wakanda di film sebelumnya, mustahil rasanya jika Riri tidak memiliki koneksi yang bisa dimanfaatkan. Namun dalam serial, ia malah memilih untuk mencuri dan melanggar hukum daripada sekadar menghubungi Shuri dan meminta bantuan atau pekerjaan.

Riri bahkan mengejek ide tersebut dalam satu adegan, memperagakan seolah-olah Shuri akan menolaknya. Meski dijelaskan bahwa Wakanda sedang dalam kekacauan internal, tetap saja terasa aneh bahwa tidak ada jembatan komunikasi sama sekali antara dua ilmuwan jenius ini. Logika ini makin janggal jika kita mengingat betapa besar pengaruh dan kekuatan Wakanda di dunia MCU.

4. Tidak Minat Armor Riri

ironheart 02.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)

Dalam semesta Marvel, baju zirah seperti yang dimiliki Tony Stark adalah teknologi yang sangat diincar oleh pemerintah dan korporasi besar. Namun dalam Ironheart, baju canggih buatan Riri justru seperti luput dari radar semua pihak. Tidak ada agensi pemerintah, perusahaan teknologi, atau bahkan penjahat kelas kakap yang menunjukkan minat. Padahal, Riri mengeluhkan kurangnya peluang kerja dan pendanaan.

Jika ia sungguh-sungguh ingin memanfaatkan teknologinya untuk membantu orang lain, bukankah seharusnya dia bekerja sama dengan otoritas? Penjelasan soal trauma dan kontrol pribadi bisa diterima, tapi tetap saja tidak cukup kuat untuk menjelaskan mengapa tidak ada satu pun pihak yang memburunya.

5. Riri Kebal Hukum

Ironheart 05.jpg
Ironheart Janggal (www.x.com/MarvelStudios/)

Salah satu bagian paling membingungkan adalah bagaimana Riri tetap hidup bebas meski mencuri dan menggunakan armor-nya untuk aksi ilegal. Polisi tahu di mana dia tinggal, bahkan pernah mendatanginya. Seorang penjaga luka akibat pencurian bisa saja mengenali Riri sebagai satu-satunya orang dengan armor terbang di seantero MIT.

Tapi tidak ada tindakan hukum, peringatan, atau penyelidikan serius. Bahkan jika armor itu memang "miliknya", pihak universitas bisa saja mengambil tindakan lebih tegas atau melibatkan aparat penegak hukum. Dalam dunia nyata, atau bahkan di MCU, tidak mungkin seorang mahasiswi bisa menerbangkan armor di ruang publik tanpa menarik perhatian.

6. Zeke Menolak Jejak Ayah dengan Menempuh Jejaknya

riri vs zeke.jpg
Riri vs Zeke (www.x.com/MarvelStudios/)

Zeke Stane, antagonis yang diperkenalkan dalam serial, mengklaim tidak ingin menjadi seperti ayahnya, Obadiah Stane—seorang pedagang senjata kelas kakap. Namun anehnya, Zeke justru terlibat dalam pasar gelap dan proyek-proyek berskala berbahaya demi mendanai risetnya. Jika dia memang muak dengan jejak sang ayah, mengapa menempuh jalur yang sama?

Meskipun serial menyiratkan bahwa Zeke ingin kebebasan finansial dan otonomi dalam risetnya, keputusannya terasa kontradiktif dengan motivasi yang diklaim. Alih-alih menjadi peneliti idealis, dia malah memilih jalur kriminal yang bertentangan dengan moralitas yang coba ia klaim.

7. Hunter Mason Kebal Hukum

Ironheart 06.jpg
Ironheart (www.x.com/MarvelStudios/)

Salah satu skenario paling absurd adalah keberadaan sistem keamanan milik Hunter Mason yang secara harfiah bisa membunuh penyusup. Sistem ini tidak menahan atau memberi peringatan, melainkan langsung menyerang dengan kekuatan mematikan. Di dunia nyata, atau bahkan dunia MCU yang sudah sangat kacau sekalipun, sistem seperti ini jelas merupakan pelanggaran hukum berat.

Belum lagi risikonya terhadap karyawan atau pihak tak bersalah. Namun serial tidak pernah membahas atau mengkritisi hal ini. Alasannya? Ia terlalu kaya, dan sistem tersebut belum sempat membunuh siapa pun—seolah itu cukup untuk melegitimasi potensi pembunuhan massal yang terprogram.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us