7 Fakta Menarik Film The Housemaid yang Wajib Kamu Tahu

- Adaptasi novel populer dengan twist yang sudah ditunggu
- Performa intens Sydney Sweeney sebagai Millie
- Amanda Seyfried dan dua wajah Nina Winchester
Film The Housemaid menjadi salah satu thriller psikologis paling ramai dibicarakan menjelang akhir 2025. Diadaptasi dari novel laris karya Freida McFadden, film ini menghadirkan kisah kelam tentang kekuasaan, manipulasi, dan kekerasan rumah tangga yang dibungkus dengan drama.
Bagi kamu yang penasaran atau masih ragu untuk menonton filmnya, berikut 7 fakta menarik film The Housemaid yang harus kamu tahu
1. Adaptasi Novel Populer dengan Twist yang Sudah Ditunggu

Salah satu tantangan terbesar film The Housemaid adalah fakta bahwa banyak penonton sudah mengetahui twist utama dari novelnya. Namun alih-alih kehilangan daya kejut, film ini justru mampu memberikan, tensi, dan eskalasi konflik yang perlahan tapi menusuk.
Berbeda dengan buku yang membagi cerita ke dua sudut pandang besar, film menyederhanakan struktur narasi agar lebih sinematis, tanpa sepenuhnya menghilangkan kejutan yang menjadi inti cerita.
2. Performa Intens Sydney Sweeney sebagai Millie

Peran Millie menjadi panggung utama bagi Sydney Sweeney. Ia memerankan sosok perempuan dengan masa lalu kelam, mantan narapidana yang rela menelan penghinaan demi bertahan hidup.
Sepanjang film, The Housemaid menempatkan Sweeney dalam posisi ekstream secara emosional maupun fisik. Dari tatapan tertahan, bahasa tubuh yang canggung, hingga ledakan amarah di babak akhir, performanya menegaskan statusnya sebagai bintang baru Hollywood.
3. Amanda Seyfried dan Dua Wajah Nina Winchester

Karakter Nina Winchester yang diperankan Amanda Seyfried adalah jantung dari ilusi film ini.
Di paruh awal, ia tampak seperti istri kaya yang tidak stabil, mudah marah, dan kejam terhadap Millie.
Namun seiring cerita bergeser, The Housemaid memutar perspektif penonton.
Nina bukan monster, melainkan korban kekerasan rumah tangga yang terperangkap dalam pernikahan penuh teror. Transformasi ini menjadi salah satu kekuatan utama film.
4. Perubahan Adegan Penyiksaan yang Lebih Brutal

Film The Housemaid mengambil keputusan berani dengan memperkeras adegan penyiksaan dibanding versi novel.
Jika di buku penyiksaan bersifat psikologis dan simbolik, versi film menampilkan kekerasan fisik yang jauh lebih eksplisit.
Keputusan ini menuai pro-kontra, namun secara sinematik berhasil meningkatkan rasa ngeri. Penonton tidak lagi sekadar memahami bahaya, tetapi ikut merasakannya.
5. Andrew Winchester Jadi Sosok Antagonis yang Terlalu Nyata

Diperankan oleh Brandon Sklenar, Andrew Winchester adalah contoh antagonis paling menakutkan.
Film The Housemaid dengan cerdas menunjukkan bagaimana pelaku kekerasan rumah tangga sering kali bersembunyi di balik senyum ramah, status sosial, dan citra keluarga ideal.
6. Karakter Enzo yang Berbeda

Dalam novel, karakter Enzo memiliki peran besar sebagai sekutu dan rencana pelarian Nina.
Namun di film, Michele Morrone sebagai Enzo lebih banyak berada di latar belakang.
Keputusan ini membuat The Housemaid terasa lebih intim. Cerita tidak melebar ke terlalu banyak jalur, melainkan terkunci pada dinamika tiga karakter utama dan rumah megah yang justru terasa seperti penjara.
7. Disutradarai Paul Feig, Thriller dengan Sentuhan Playful

Menariknya, film ini disutradarai Paul Feig, yang dikenal lewat film komedi seperti A Simple Favor. Sentuhan Feig membuat The Housemaid tidak sepenuhnya tenggelam dalam kegelapan.
Ada nuansa “trashy fun thriller” di balik tema beratnya. Film ini sadar bahwa ia sedang bercerita tentang horor domestik, tapi tetap memberi ruang bagi ketegangan yang menghibur, twist yang memuaskan, dan klimaks penuh adrenalin.


















