Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Review Demon Slayer: Infinity Castle Part 1, Seru Sampai Akhir!

Demon Slayer: Infinity Castle Part 1 telah rilis di bioskop Indonesia. (Netflix Junkie)
Demon Slayer: Infinity Castle Part 1 telah rilis di bioskop Indonesia. (Netflix Junkie)
Intinya sih...
  • Demon Slayer Corps masuk ke Infinity Castle untuk membunuh Muzan dan menghadapi para iblis tingkat atas.
  • Ufotable menampilkan animasi yang cantik, rumit, dan memiliki skala masif sejak menit awal film.
  • Animasi pertarungan terasa fluid dan mendapatkan spotlight yang mendalam, meskipun flashbacknya bisa menghilangkan momentum pertarungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film Demon Slayer: Infinity Castle Part 1 akhirnya hadir di Indonesia sebagai pembuka dari ending serial ini.

Film ini merupakan awal dari arc Infinity Castle, yang menceritakan perseteruan terakhir antara Demon Slayer Corps melawan pasukan iblis.

Bagaimana ufotable sebagai studio animasi mengadaptasi salah satu arc terbesar Demon Slayer? Simak bahasannya di bawah ini.

1. Misi membunuh Muzan

Melanjutkan cerita dari akhir Hashira Training, anggota Demon Slayer Corps bersama para hashira masuk ke dalam Infinity Castle, dimensi persembunyian Muzan Kibutsuji (Toshihiko Seki) dengan struktur membingungkan.

Demon Slayer Corps berambisi membunuh Muzan sebelum ia mengalahkan Tamayo (Maaya Sakamoto) yang menyuntikan obat untuk melemahkannya. Namun, mereka tercerai berai dan berhadapan dengan para iblis tingkat atas.

Shinobu Kocho (Saori Hayami) menghadapi Doma (Mamoru Miyano), iblis tingkat atas kedua yang membunuh kakaknya. Di tempat lain, Zenitsu Agatsuma (Hiro Shimono) berhadapan dengan kakaknya, iblis tingkat atas keenam Kaigaku (Yoshimasa Hosoya).

Sementara itu, Tanjiro Kamado (Natsuki Hanae) dan Giyu Tomioka (Takahiro Sakurai) yang fokus mengejar Muzan dihentikan oleh Akaza (Akira Ishida), iblis tingkat atas ketiga. Bisakah mereka mencapai persembunyian Muzan sebelum terlambat?

2. Film tercantik ufotable?

Penampilan Ininity Castle di film ini sangat memukau. (Japan Nakama)
Penampilan Ininity Castle di film ini sangat memukau. (Japan Nakama)

Sejak menit awal, ufotable sebagai studio animasi Demon Slayer langsung flexing kemampuan animasi mereka. Cara ufotable menggambarkan Indinity Castle sangat cantik, rumit, dan punya skala masif. Setting tempat ini diciptakan dengan 3DCG yang jadi salah satu yang tercantik dalam sejarah anime.

Elemen 2D dan 3D membaur jadi satu, tanpa ada yang menonjol satu sama lain. Animasi pertarungan terasa fluid dan mampu mengikuti pergerakan background 3D.

3 pertarungan major menjadi highlight di film ini, dimana setiap pertarungan mendapatkan spotlight yang cukup mendalam. Flashback membantu penonton mendapatkan konteks tambahan terkait karakter yang terlibat, namun kemunculannya menghilangkan momentum dan tensi dalam pertarungan.

Selain itu, cara ufotable mengemas ketiga arc ini terasa bertele-tele. Runtime hampir 3 jam dengan flashback yang terlalu panjang bisa membuat penonton bosan. Seakan-akan film ini akan dipotong lagi menjadi serial TV seperti film Mugen Train.

3. Kesimpulan

Akaza menjadi salah satu antagonis utama yang harus dikalahkan kali ini. (Dexerto)
Akaza menjadi salah satu antagonis utama yang harus dikalahkan kali ini. (Dexerto)

ufotable mempersiapkan banyak hal untuk mewujudkan Infinity Castle menjadi kenyataan. Hasilnya? Sangat worth it, dan wajib ditonton langsung di layar bioskop untuk merasakan sendiri kecantikannya.

Film Demon Slayer: Infinity Castle Part 1 punya kans besar menjadi film anime terbaik tahun ini. Animasi dan visual cantiknya dapat bersanding dengan cerita yang penuh dengan grit.

Bagaimana menurut kamu sendiri? Apakah film ini jadi salah satu incaran kamu tahun ini? Demon Slayer: Infinity Castle Part 1 telah tayang di berbagai bioskop terkemuka di Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us