5 Manga Horor Underrated yang Wajib Kamu Baca!
- Blame! membawa pembaca ke dunia masa depan yang suram dan hancur, dengan visual yang mengerikan.
- Homunculus menghadirkan kisah psikologis menegangkan dengan penggambaran efek psikologis dan visual yang disturbing.
- The Drifting Classroom memadukan horor psikologis dan survival dalam latar padang pasir yang mengerikan.
Dunia manga horor dipenuhi judul populer seperti Uzumaki dan Tokyo Ghoul, tapi di balik sorotan itu, ada banyak karya luar biasa yang belum mendapatkan perhatian selayaknya.
Manga-manga ini menyuguhkan ketegangan psikologis, dunia suram, dan kisah menegangkan yang bisa bikin kamu tidak tenang berhari-hari. Dari cyberpunk dystopia hingga eksperimen manusia yang menyeramkan, berikut lima manga horor underrated yang wajib banget kamu baca tahun ini.
1. Blame! – Tsutomu Nihei
Blame! membawa pembacanya ke dunia masa depan yang suram dan hancur, tempat Killy berkelana mencari Net Terminal Gene. Karya Tsutomu Nihei ini memadukan sci-fi, aksi, dan horor dalam satu paket penuh misteri.
Minim dialog, manga ini mengandalkan kekuatan visual untuk menceritakan kisahnya. Desain biomekanikal makhluk Silicon Life menimbulkan nuansa mengerikan yang mengingatkan pada karya H.R. Giger di film Alien.
Rasa sepi dan putus asa yang menelusuri setiap halaman membuat Blame! terasa seperti perjalanan ke neraka mekanis yang tiada akhir. Visualnya yang detail dan atmosfer kelam menjadikan manga ini sebuah mahakarya horor futuristik yang tak terlupakan.
2. Homunculus – Hideo Yamamoto
Dari pencipta Ichi the Killer, Homunculus menghadirkan kisah psikologis menegangkan yang menggali sisi tergelap manusia.
Ceritanya mengikuti Susumu Nakoshi, seorang pria miskin yang menjalani eksperimen trepanasi atau pemboran tengkorak oleh mahasiswa kedokteran bernama Manabu Ito. Setelah prosedur itu, Nakoshi mulai melihat homunculus dalam diri orang lain, wujud fisik dari trauma dan kepribadian mereka.
Penggambaran efek psikologis dan visualnya begitu disturbing, membuat pembaca bertanya-tanya mana yang nyata dan mana yang halusinasi. Homunculus adalah perpaduan sempurna antara misteri dan kegilaan, mengupas batas tipis antara kewarasan dan kehancuran mental dengan gaya naratif khas Yamamoto yang menekan dan penuh rasa tidak nyaman.
3. The Drifting Classroom – Kazuo Umezu
Bayangkan sekelompok anak sekolah yang tiba-tiba terlempar ke dunia asing setelah sekolah mereka menghilang dari bumi. Itulah mimpi buruk dalam The Drifting Classroom karya Kazuo Umezu, maestro horor klasik Jepang.
Manga ini memadukan horor psikologis dan survival dalam latar padang pasir yang mengerikan. Anak-anak yang tersisa harus bertahan hidup, menghadapi kelaparan, keputusasaan, dan kegilaan.
Tema seperti kehilangan moralitas dan perjuangan untuk tetap manusiawi menjadikan manga ini sangat kelam dan menggugah. Meski dirilis pada tahun 70-an, The Drifting Classroom tetap relevan karena pesan kemanusiaannya yang kuat dan atmosfer mencekam yang tak lekang oleh waktu. Sebuah bacaan wajib bagi penggemar horor klasik yang menantang pikiran.
4. Brutal: Satsujin Keisatsukan no Kokuhaku – Kei Koga & Ryou Izawa
Brutal menghadirkan kisah detektif kelam yang membunuh para penjahat di luar hukum. Hiroki Dan, sang protagonis, adalah polisi sekaligus algojo yang menghukum para pelaku kejahatan kejam yang lolos dari sistem peradilan. Ia mengeksekusi mereka dengan cara brutal, menciptakan dilema moral bagi pembaca apakah ia pahlawan atau monster.
Ceritanya penuh kekerasan grafis, darah, dan ketegangan psikologis yang kental. Seperti Dexter versi manga, Brutal memperlihatkan batas tipis antara keadilan dan obsesi. Setiap kasus menyingkap sisi gelap manusia, memperlihatkan bahwa monster sejati tidak selalu datang dari bayangan, kadang mereka mengenakan seragam polisi.
5. Jagaaan – Muneyuki Kaneshiro & Kensuke Nishida
Dari penulis Blue Lock, Jagaaan memadukan sci-fi, horor, dan aksi dengan gaya yang unik. Ceritanya mengikuti Shintarou Jagasaki, seorang polisi muda yang hidupnya berubah ketika makhluk bernama Frenzied Frogs masuk ke tubuh manusia dan memicu transformasi mengerikan menjadi fractured humans. Setiap monster mencerminkan keinginan terdalam host-nya, menghasilkan desain yang brutal sekaligus simbolis.
Visualnya memukau, penuh detail grotesque yang membuat setiap halaman hidup. Jagaaan mengeksplorasi sisi gelap ambisi, nafsu, dan keputusasaan manusia dalam format yang intens dan penuh darah. Meski belum diterjemahkan resmi ke bahasa Inggris, Jagaaan pantas disebut salah satu manga horor modern paling kreatif dan intens.
Kelima manga di atas membuktikan bahwa horor bukan hanya tentang hantu atau darah, tapi juga tentang ketakutan eksistensial dan sisi tergelap manusia.
Dari Blame! yang sunyi namun menakutkan hingga Jagaaan yang eksplosif dan gila, semuanya menawarkan pengalaman membaca yang tak terlupakan. Jika kamu ingin menjelajahi horor di luar arus utama, deretan manga ini siap menguji nyalimu dan mengguncang imajinasimu.
FAQ Mengenai Manga Horor Underrated
1. Apakah manga Blame! memiliki versi anime?
Ya, Blame! memiliki adaptasi film anime 2017 yang dirilis di Netflix.
2. Apakah Homunculus cocok untuk pembaca pemula?
Tidak disarankan, karena temanya berat dan mengandung konten psikologis serta visual disturbing.
3. Apakah The Drifting Classroom masih tersedia dalam cetakan baru?
Ya, Viz Media merilis ulang edisi omnibus berbahasa Inggris baru-baru ini.
4. Seberapa brutal Brutal: Satsujin Keisatsukan no Kokuhaku?
Cukup ekstrem, dengan adegan pembunuhan grafis dan tema moral yang kompleks.
5. Kapan Jagaaan akan diterjemahkan ke bahasa Inggris?
Belum ada jadwal resmi, tapi penggemar berharap Kodansha segera merilis versi resminya.
